Kamis, 10 Maret 2011

Kalam Cinta

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman [yang sempurna imannya] ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal, 8:2)

Tanda cinta seorang hamba kepada Allah adalah ketika dia takut akan ancaman api neraka. Sedangkan tanda cinta setingkat di atasnya adalah ketika seorang hamba mengharap kenikmatan surga. Akan tetapi, perlu kita ketahui bahwa puncak dari segala derajat cinta adalah keinginan yang demikian menggebu untuk dapat selalu menghadirkan Allah di hati. Tekad yang kuat untuk selalu bersama syariat-Nya dalam segenap sisi kehidupan. Cinta yang melebihi segala cinta kepada sang kekasih, harta, keluarga dan sanak saudara. Memposisikan Allah layaknya sang kekasih hati, yang selalu berharap berjumpa dengan-Nya, mendekatkan diri pada-Nya dengan berbagai cara, dan rindu untuk merajut tali kasih serta berjumpa dengan-Nya. Betapa indahnya bercinta dengan Allah, yang dengan cinta-Nya, seluruh isi bumi dan langit pun memuji-Nya.

Kita bisa mengetahui seberapa besar cinta Allah kepada kita adalah dengan bagaimana posisi Allah di dalam hati kita. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ada dua ukuran cinta Allah kepada kita. “Jika kamu ingin mengetahui seberapa besar cinta Allah kepadamu dan kepada selainmu, maka: pertama. Lihatlah volume cintamu kepada kalam-Nya yaitu Al quran di hatimu. Kedua, seberapa besar volume kenikmatanmu dan keasyikanmu tatkala mendengar lantunan firman-Nya. Sudahkan keasyikan itu melebihi keasyikan para pecandu musik dan nyanyian tatkala nyanyian itu diperdengarkan? Sesungguhnya hal yang wajar, bahwa barang siapa yang mencintai seseorang kekasih maka suara dan pembicaraan kekasih adalah sesuatu yang sangat dicintai. (Ibnul Qayyim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar